Di Balik Layar
Terkadang menjadi tokoh di balik layar itu menyenangkan. Meski tak di anggap dan selalu di abaikan nyatanya tokoh di balik layar ini lah yang paling tulus dan setia.
Aku pernah menjadi seseorang yang bermain di balik layar. Aku menyukainya secara diam-diam tanpa dunia tahu. Bahkan aku sedang menjadi seseorang itu -lagi-
Kamu tahu kenapa aku sebegitu keras dalam menjadi tokoh tersebut?
Karena aku ingin berlama-lama menikmati senyummu yang tak pernah pudar itu. Aku juga ingin melihat tingkah lucumu yang membuat orang-orang gemas -termasuk aku-
Meski kamu tak tahu dan tak sadar bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikanmu dalam jarak jauh namun aku sangat begitu menyukaimu.
Tenang saja, aku tak meminta rasaku ini dibalas. Aku disini bahagia apabila melihatmu juga turut serta. Bukankah yang tulus tak akan pernah meminta imbalan?
Aku hanya ingin menyukaimu dengan tulus tanpa nafsu maupun obsesi. Karena yang terlalu terobsesi biasanya ia banyak menuntut ini dan itu. Aku bukanlah orang yang seperti itu asalkan kamu tahu.
Meski aku hanya tokoh di balik layar yang tak pernah diketahui keberadaannya itu tak masalah bagiku. Toh, untuk apa dunia mengakui bahwa aku menyukainya?
Kalaupun dunia mengakui belum tentu rasaku akan berbalas.
Biarlah tetap seperti ini. Aku dengan rasaku. Kamu dengan rasamu. Aku disini sendiri bermain bersama khayalan dan kamu bermain bersama dia yang kau puja. Tenang saja, hatiku akan baik-baik saja pada waktunya.
Aku pernah menjadi seseorang yang bermain di balik layar. Aku menyukainya secara diam-diam tanpa dunia tahu. Bahkan aku sedang menjadi seseorang itu -lagi-
Kamu tahu kenapa aku sebegitu keras dalam menjadi tokoh tersebut?
Karena aku ingin berlama-lama menikmati senyummu yang tak pernah pudar itu. Aku juga ingin melihat tingkah lucumu yang membuat orang-orang gemas -termasuk aku-
Meski kamu tak tahu dan tak sadar bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikanmu dalam jarak jauh namun aku sangat begitu menyukaimu.
Tenang saja, aku tak meminta rasaku ini dibalas. Aku disini bahagia apabila melihatmu juga turut serta. Bukankah yang tulus tak akan pernah meminta imbalan?
Aku hanya ingin menyukaimu dengan tulus tanpa nafsu maupun obsesi. Karena yang terlalu terobsesi biasanya ia banyak menuntut ini dan itu. Aku bukanlah orang yang seperti itu asalkan kamu tahu.
Meski aku hanya tokoh di balik layar yang tak pernah diketahui keberadaannya itu tak masalah bagiku. Toh, untuk apa dunia mengakui bahwa aku menyukainya?
Kalaupun dunia mengakui belum tentu rasaku akan berbalas.
Biarlah tetap seperti ini. Aku dengan rasaku. Kamu dengan rasamu. Aku disini sendiri bermain bersama khayalan dan kamu bermain bersama dia yang kau puja. Tenang saja, hatiku akan baik-baik saja pada waktunya.
Comments
Post a Comment