Lelah
Lelah rasanya jika
diri ini kerap sekali menahan keluh dan amarah yang tidak bisa di luapkan. Sehingga
hanya menambah rasa sesak yang berkepanjangan.
Sebisa mungkin aku
berusaha membahagiakan hati yang seperti enggan di bahagiakan. Jarum kecil
seakan-akan mencabik kerapuhan yang kian hari semakin dalam. Menyebabkan perih
yang menyakitkan.
Terkadang aku
bertanya pada diri sendiri. Untuk apa aku di ciptakan jika hanya di berikan
penderitaan yang tidak berkesudahan?
Sungguh, aku tidak
bisa membahagiakan diri sendiri dan juga hati. Ragaku sudah terkapar karena di panting
tanpa henti seolah ingin mati.
Jika ini adalah
sebuah ujian kehidupan, tolong Tuhan berikan kekuatan di atas kerapuhan yang
selama ini aku sembunyikan.
Apakah aku tidak
boleh merasa kelelahan atas kehidupan yang penuh kekejaman dan ketersiksaan?
Apakah aku tidak
layak di berikan sebuah kebahagiaan sehingga kenestapaan menghalangi datangnya
kebahagiaan?
Aku pun seorang
hamba pendosa yang punya titik kelelahan sebagaimana hamba lainnya. Aku berhak
menangis dalam kelelahan. Aku berhak mengeluh dan menyerah dalam kehidupan.
Dan aku butuh
rebah yang menenangkan dalam setiap kesulitan. Aku butuh rebah yang menguatkan
dalam setiap kepedihan. Tidak perlu yang
sempurna, yang kuinginkan hanya selalu ada. Namun, rebah yang kubutuhkan dan
selalu ada ternyata diriku sendiri. Bukan ia yang selama ini aku cari-cari.
Tuhan aku lelah ingin menyerah. Kapan aku
segera enyah?
Comments
Post a Comment