Juni Yang Terkenang
Hari itu dimana
aku dan kamu menjadi sepasang kita. Setelah semesta bercengkrama pada samudra
yang akhirnya merestui kita.
Kita adalah
sepasang kekasih baru yang masih gemar bercumbu pada setumpuk nafsu. Yang belum tahu kemana arah hubungan ini akan
dituju. Kemudian tercipta bait-bait rindu yang saling candu. Namun kamu tidak
pernah ingin tahu. Karena aku yang selalu merindu pada waktu itu.
Oh Tuhan, betapa
malang nasib nona sepertiku.
Kini juni-juni ku
hanya sebatas sajak kenangan yang hanya dapat di ejawantahkan tanpa bisa di
realisasikan. Segala harapan hanya sebatas angan yang kerap kali dicibir oleh
angin.
Juni ku hanya bisa
ku kenang dengan seluruh rindu, meskipun kini rinduku menjadi kaku dan tidak
tahu arah kemana harus dituju. Karena rinduku tidak pernah berbalas walaupun
aku memelas.
Juni ku, hanya berharap
engkau kembali. Memulai kisah dengan lembaran baru di buku biru kesayanganku. Meskipun
kau sudah tak sama lagi seperti dulu, namun asaku inginkan hatimu masih terselip namaku.
Untuk juni ku yang
terkenang, jangan sungkan untuk datang dan mengetuk kembali rumahku. Aku akan
berbesar hati untuk menerimamu. Bukan lagi untuk menjadi sepasang kita, tetapi
menjadi sepasang sehidup semati. Semoga saja semesta setuju dengan aksaraku
ini.
-Salam rindu untuk Juni ku yang terkenang-
Comments
Post a Comment