Tidak Lagi Diharapkan


Seharusnya aku sadar kehadiranku yang sebatas menanyakan bagaimana kabarmu justru membuat waktumu terusik. Maaf, aku sama sekali tak berniat untuk mengganggumu. Aku hanya ingin tahu apakah keadaanmu memang benar baik-baik saja atau sebaliknya.

Namun sepertinya aku ini mengganggumu ya?

Maaf Dik.

Maaf kalau aku masih ingin tahu segala tentangmu. Aku tahu aku ini sudah bukan lagi perempuan yang singgah di hatimu. Untuk sekedar mencintaimu rasanya sudah tak pantas ku lakukan. Aku tahu aku bukan siapa-siapa lagi bagimu. Aku ini seperti perempuan berdosa yang telah menyakiti hati seorang pria baik sepertimu. Maka hukumlah aku.

Aku memang pantas di perlakukan kejam olehmu. Aku tahu kamu kecewa dan juga marah. Aku tahu lukamu belum mereda sepenuhnya. Namun kamu pandai sekali menyembunyikannya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bagaimana bisa?

Aku tahu saat ini aku adalah orang yang sedang kamu benci.

 Jika memang kamu tengah membenciku, maka benci lah aku sepuasmu dan semampumu. Katakan pada semesta bahwa aku yang akan menanggung dosa atas kebencianmu. Katakan juga pada semesta untuk menghukum kejam diriku. Agar aku tahu bagaimana rasa sakitmu pada waktu itu. Hukum lah hatiku agar ikut merasakan lara yang sama denganmu.

Jika kehadiranku tidak lagi diharapkan, lalu apa yang sedang aku perjuangkan sekarang? memintamu kembali saja rasanya tidak mungkin. Semesta sudah berkata bahwa kita memang tidak lagi bisa bersama. Lalu untuk apa aku memaksa semesta mencabut takdirnya?

Jika kehadiranku tidak lagi diharapkan, lalu untuk apa aku masih menulis semua tentangmu? Untuk apa aku masih saja merindu? Padahal aku sudah tahu bahwa rinduku tidak pernah setuju tertuju untukmu. 

Jika kehadiranku tidak lagi diharapkan, maka baiklah. Aku akan menjauh yang aku bisa. Meski itu membuat aku tersiksa dan semakin menderita. Setidaknya waktumu untuk berbahagia tak lagi terkacau kan karenaku.

Jika kehadiranku memang benar tidak lagi diharapkan maka kehadiranmu selalu aku harapkan dan aku butuhkan.

Kalau sewaktu-waktu kamu penasaran dengan kabarku, datang saja ke rumah. Dan aku ada di dalamnya sedang menunggumu. Kalau sewaktu-waktu kamu rindu padaku, temui aku dan katakan padaku. Sesungguhnya rinduku bukan semacam formalitas. Aku pun rindu sungguhan hanya saja lebih baik memendam.



Meskipun begitu, aku akan tetap mendoakan dirimu agar senantiasa kamu tetap baik-baik saja tanpa terluka sedikit pun.

Untukmu ; sukses selalu ya!





-Dari seseorang yang sudah tidak lagi diharapkan kehadirannya-

Comments

Popular Posts